Search This Blog

Monday, November 22, 2010

Aerosol Berdampak pada Iklim Global

Protokol Kyoto yang baru-baru ini diberlakukan adalah sebuah langkah masyarakat dunia untuk mengatasi fenomena pemanasan global. Sering kita mendengar bahwa Bumi semakin panas (global warming), namun terjadi pula pendinginan(global dimming). Dalam sebuah konferensi internasional mengenai bujet radiasi (suatu istilah yang merujuk pada memanas/mendinginnya bumi akibat perubahan di atmosfir) dan parameter aerosol [1], ternyata menyimpulkan juga bahwa bumi semakin dingin! Pengukuran berjangka panjang yang dilakukan menunjukkan radiasi matahari yang mencapai permukaan bumi mengalami penurunan. Beberapa pakar yang melakukan pengukuran terutama di Eropa mendapati terjadi penurunan radiasi lebih dari 10% antara tahun 1960 hingga 1990.

Penurunan radiasi yang dapat berimplikasi serius pada lingkungan dan cuaca global itu terbesar dialami oleh mantan Uni Soviet sebesar 20% antara 1960 hingga 1987. Di Australia juga dicatat tingkat curah hujan mengalami penurunan, dan bukan tren pemanasan global. Kecenderungan data curah hujan ini didapati pula cocok dengan tren global dimming. Kajian di pegunungan Alpen di Swiss juga menyimpulkan terjadi pendinginan antara 1981-1995, dilanjutkan dengan pemanasan setelah 1995. Kita juga mungkin pernah mendengar tentang hujan asam dan gangguan kesehatan akibat asap tebal kebakaran hutan. Apa yang menyebabkan kesemuanya ini? Yang pasti, terjadi suatu perubahan pada atmosfir kita. Apa yang terdapat di atmosfir? Udara! jawaban itu tidak salah, namun jika kita arahkan teleskop dengan pembesaran hingga berskala mikron ke atmosfir, akan kita temukan adanya aerosol.

Apa itu aerosol?

Istilah aerosol digunakan untuk menyebut partikel-partikel halus yang tersebar di atmosfir Bumi dalam ukuran yang berbeda-beda, pada kisaran 0.001 micrometer hingga 1000 micrometer (1 micrometer = satu per sejuta meter). Meningkatnya jumlah aerosol yang dilepas ke atmosfir (misalnya partikel-partikel sulfat, komponen organik instabil, karbon, dsb.) akibat emisi alamiah dan antropogenik (istilah yang mengacu pada aktifitas buatan manusia), telah mengurangi intensitas radiasi matahari yang sampai ke permukaan bumi dalam ukuran 0.5 hingga 2 W/m2. Satuan radiasi itu menyiratkan bahwa pada permukaan bumi seluas 1 m2, intensitas cahaya matahari mengalami hambatan/terhalang aerosol di atmosfir sebesar 0,5 hingga 2 Watt.

Besarnya angka kisaran perkiraan para ahli itu diakibatkan oleh sangat miskinnya pengetahuan kita mengenai sifat alami pembentukan aerosol dan proses-proses yang terlibat di dalamnya. Selain itu data pengukuran yang akurat dan rinci mengenai aerosol ini sangat terbatas keberadaannya. Kompleksitas aerosol di atmosfir ini juga menjadi semakin tinggi akibat emisi gas-gas efek rumah kaca yang menyebabkan terjadi efek pemanasan global, sehingga angka ini juga mengalami berbagai kompensasi. Sifat aerosol yang sangat dinamis karena senantiasa bergerak dan berubah di atmosfir, baik secara fisis maupun kimiawi menyebabkan para ahli mengalami kesulitan dalam mengukur besaran radiasi ini padahal kemampuan untuk memprediksi perubahan cuaca akibat perubahan aerosol ini memerlukan tidak hanya pengetahuan mengenai emisinya saja, melainkan perpindahan dan reaksinya yang sangat kompleks di atmosfir.

Efek radiasi aerosol

Partikel-partikel aerosol menghamburkan (atau memantulkan) dan menyerap radiasi sinar matahari. Sifat menyerap radiasi mengakibatkan memanasnya lapisan atmosfir yang mengandung aerosol, sementara sifat menghambur radiasi (scattering) menyebabkan redistribusi (penyebaran kembali) radiasi, termasuk membaliknya radiasi matahari itu ke arah luar bumi (luar angkasa). Efek radiasi langsung aerosol tergantung pada sifat fisis yang disebut sebagaisingle scattering albedo (SSA. SSA didefinisikan sebagai perbandingan antara radiasi yang dihambur dengan yang diserap oleh partikel-partikel aerosol. Di atmosfir, partikel-partikel berukuran 0.1 – 1 micrometer merupakan partikel yang paling efektif menghambur radiasi, sehingga sangat penting peranannya dalam mengatur cuaca global. Ada 3 parameter fisis yang sangat penting dalam mengukur sifat radiatif aerosol, yakni: distribusi ukuran (size distribution), indeks refraktif dan kepadatan (densitas).

Ukuran partikel aerosol yang sangat halus berkisar antara 1 nm ( 1 nanometer = satu per satu milyar meter) (disebut partikel ultra-halus) terbentuk melalui proses-proses konversi gas-ke-partikel di atmosfir. Begitu partikel-partikel terbentuk, mereka bisa berkumpul dalam gugus-gugus (clusters) dalam ukuran yang lebih besar (antara 50-100 nm) sehingga bisa mempengaruhi secara langsung bujet radiasi. Asap (haze) dan kabut (smog) yang sering terlihat meliputi kota-kota besar diakibatkan efek radiasi aerosol ini.

Sebagai contoh, di Asia, dari pengukuran yang dilakukan lebih dari 7000 stasiun cuaca selama 5 tahun antara 1994-1998, kawasan ini didapati area yang paling berkabut udaranya akibat haze adalah di selatan pegunungan Himalaya, membentang mulai dari Pakistan utara, India, hingga Bangladesh bagian selatan. Dari pengukuran berjangka, diketahui koefisien serapan (extinction coefficient/EC) tertinggi aerosol lokal di kawasan tersebut tercatat pada bulan Desember, Januari dan Februari. Sementara yang terendah, tercatat pada bulan September, Oktober dan November. Kawasan lain yang juga memiliki intensitas kabut dan asap tinggi (hazy region) adalah Thailand utara dan Laos. EC terbesar yang tercatat adalah 0.5 km-1, yang dapat dikonversi menjadi jarak pandang(visibility) sejauh 24 km. Yang menarik, di Indonesia dan Malaysia, akibat kebakaran hutan hebat, khususnya antara September-November 1994-1998 (musim kemarau), 75% kawasannya memiliki angka EC terbesar di dunia. Enam buah stasiun cuaca mencatat EC lebih dari 1 km-1, yang jika dikonversi menjadi jarak pandang hanya sekitar 2 km saja!

Aerosol dan hujan

Untuk menggambarkan salah satu peran aerosol, yakni dalam pembentukan awan dan penentuan curah hujan, Frank Raes dalam Konferensi IGAC ke 6 di Bologna tahun 1999, menggarisbawahi bahwa: Tanpa aerosol, kita tidak akan punya awan dan tumbuh-tumbuhan (without aerosols we don’t have cloud and vegetation).

Secara ringkas, aerosol dari baik berasal dari molekul-molekul gas, maupun dari emisi permukaan bumi (gas buang industri, misalnya), dapat berubah menjadi aerosol melalui kondensasi, nukleasi dan koagulasi sehingga mengalami berbagai reaksi kimia yang berbeda-beda (baik secara homogen dengan sesamanya, maupun heterogen dengan partikel lain). Partikel terbesar hasil proses-proses tersebut adalah butiran-butiran awan yang akhirnya mempengaruhi curah hujan (presipitasi).

Emisi aerosol

Emisi aerosol dapat terbagi dua:
Emisi alami
Emisi vulkanik: berasal dari letusan gunung berapi. Misalnya pada tahun 1991, gunung Pinatubo meletus dan melepas sejumlah besar gas sulfur dioksida (SO2) ke atmosfir disamping material debu lainnya. Reaktif gas seperti SO2 ini diketahui dapat berubah menjadi H2SO4/H2O langsung melalui konversi gas ke partikel serta reaksi heterogen dengan uap air pada ketinggian tertentu.

Emisi biogenik: berasal dari tumbuh-tumbuhan berupa komponen organic tidak stabil (VOC: volatile organic compounds). Sifat emisi jenis ini sangat sulit diketahui mengingat beragamnya vegetasi, bahkan pada area yang dikatakan homogen sekalipun seperti hutan tropis (lebih dari 5000 spesies tumbuhan per 10,000 km2). Dimethyl sulfide (DMS) merupakan spesies VOC utama yang dilepaskan phytoplankton di lautan dan berperan penting dalam siklus sulfur di atmosfir.

Emisi antropogenik (akibat aktifitas manusia): gas-gas yang dilepaskan akibat penggunaan bahan bakar fosil, kebakaran hutan mengakibatkan hujan asam yang mengakibatkan fertilisasi pada vegetasi dan kerusakan pantai di berbagai belahan bumi.

Hujan asam

Tingkat perubahan, atau lebih tepat pertumbuhan partikel aerosol sangat bervariasi tergantung pada kondisi sebelumnya (berupa gas), distribusi ukuran dan konsentrasi aerosol primernya, selain proses-proses kimianya. Aerosol biogenik (terpene, isoprene) merupakan faktor-faktor pengendali terbentuknya inti kondensasi awan (CCN: Cloud Condensation Nuclei) dan butiran-butiran awan di atas kawasan hutan. Perubahan cakupan vegetasi dan lahan misalnya dari kawasan hutan menjadi pertanian, urban dan kawasan industri akan berdampak langsung pada pembentukan CCN dan akhirnya mengubah pola serta besaran presipitasi (curah hujan). Apalagi jika kawasan tersebut mengeluarkan aerosol antropogenik dari buangan industri, gas buang kendaraan, dsb. Perubahan komposisi kimiawi aerosol ini otomatis mengubah sifat kimiawi presipitasi. Jika kita bicara mengenai hujan asam, misalnya, di atmosfir, komposisi yang bersifat asam adalah sulfur oksida dan nitrogen. Asam-asam format dan asetat merupakan komponen organik asam utama yang mengubah tingkat keasaman air hujan. Sementara komponen alkali di atmosfir dapat berupa mineral yang terurai menjadi Ca2+, K+ dan gas amoniak yang reaktif.

Keasaman presipitasi ini sering digunakan sebagai besaran untuk menentukan hujan asam (pH<5,6) atau tidak. Namun sebenarnya besaran ini tidak sepenuhnya mewakili keseluruhan tingkat keasaman yang terjadi, karena deposisi gas-gas dan aerosol yang bersifat asam tidak tercermin dalam nilai pH tersebut (4th CAAP Workshop Proceedings, 1998). Pada era tahun 1940-60an, kerusakan lingkungan yang signifikan akibat hujan asam terjadi di Amerika utara dan Eropa. Fenomena ini sepenuhnya akibat terbentuknya asam dari sulfat dan nitrat yang bersumber pada aktifitas manusia. Saat ini emisi sulfat antropogenik mulai menurun di kawasan tersebut, demikian halnya dengan nitrat. Namun, di belahan dunia lainnya, semisal Cina, Afrika Selatan, Amerika tengah dan selatan, emisi gas-gas SO2, NOx and NH3 terus meningkat.

Pengaruh aerosol bagi kesehatan

Karena ukurannya yang ultra-halus, partikel aerosol berdiameter kurang dari 1 micrometer memiliki potensi besar menembus paru-paru. Sementara aerosol bermuatan mengakibatkan hujan bermuatan listrik statis. Polyaromatic hydrocarbons (PAH), salah satu jenis aerosol juga menjadi perhatian karena sifat karsinogennya (beresiko mengakibatkan kanker). Sedimen partikel yang dikenal sebagai SPM (suspended particulate matter) yang berukuran kurang dari 10 micrometer juga dapat meningkatkan jumlah penderita gangguan pernafasan dan beresiko menimbulkan penyakit paru-paru dan jantung. Dampak buruk aerosol bagi kesehatan dapat berupa gejala-gejala akut seperti asma, bronkitis, dll. disamping gejala kronis semisal iritasi saluran pernafasan atau kanker paru-paru.

Dengan semakin cepatnya pertumbuhan kota-kota, terutama di Asia, meningkatnya populasi dan pertumbuhan ekonomi telah memicu emisi aerosol yang sangat besar akibat urbanisasi, industrialisasi dan perubahan lahan. Dampak-dampak perubahan aerosol ini bagi kesehatan harus semakin dipelajari, karena pertumbuhan pesat kota-kota di kawasan Asia mengakibatkan memburuknya kondisi atmosfir karena polusi. Misalnya pada saat Indonesia mengalami kebakaran hutan hebat pada 1997, kualitas udara yang dinyatakan dalam Pollution Standard Index (PSI) melewati angka 300 di 2 negara yang paling parah terkena dampaknya: Indonesia dan Malaysia. Di Sarawak, Malaysia, PSI pernah mencapai 800 selama beberapa hari pada September 1997. Sementara di Klang Valley, kawasan dimana kota Kuala Lumpur berada, PSI mencapai 100-200 yang dinyatakan sebagai tidak sehat (New Straits Times, 19 September 1997). Lebih dari 2700 orang dewasa dan 700 anak terkena asma dan 161 dewasa dan 358 anak terkena infeksi saluran pernafasan atas (ISPA). Penduduk Klang Valley sendiri hanya 3 juta, namun sekitar 16 ribu orang dilaporkan sakit akibat asap. Dilaporkan penderita asma melonjak 65%, sementara ISPA mengalami kenaikan 22%.

Di Indonesia, sekitar 20 juta penduduk di Jambi, Sumatra Selatan, Lampung dan propinsi-propinsi di Kalimantan sakit terkena dampak asap. Sementara jarak pandang hanya 100 meter dan PSI lebih dari 300. Dilaporkan 6 orang meninggal dan 40 ribu lainnya mengalami masalah pernafasan dan penyakit kulit akibat aerosol yang dilepaskan dalam musibah tersebut.

Sementara itu akibat lain dari asap yang ditimbulkan kebakaran hutan pada 1997 itu mengakibatkan kecelakaan pesawat Garuda di Sumatra Utara yang menewaskan 234 penumpangnya. Tabrakan antara sebuah super tanker dan kapal kargo milik India juga terjadi di Selat Malaka yang diliputi kabut asap, mengakibatkan 29 tewas. Jarak pandang yang rendah juga menghentikan penerbangan di Irian Jaya, sehingga mengganggu roda kehidupan di pedalaman propinsi itu, terutama pasokan makanan dan obat-obatan. Secara keseluruhan perpindahan aerosol dalam kasus kebakaran hutan ini mengakibatkan atmosfir menjadi tidak sehat di Asia Tenggara yang mempengaruhi tingkat kesehatan penduduk dan mengganggu industri pariwisata di kawasan tersebut.

Atmosfir bumi kita mengandung partikel-partikel halus yang memiliki beragam sifat, baik kimiawi maupun fisis. Partikel halus yang dikenal sebagai aerosol ini, ternyata memiliki peran yang besar dalam menentukan komposisi atmosfir yang secara langsung atau tidak langsung akan berpengaruh pada iklim global dan kehidupan manusia itu sendiri. Penelitian yang mendalam mengenai sifat-sifat aerosol, baik secara kimiawi, maupun fisis sangat diperlukan dalam rangka mengamati dan memprediksi perubahan iklim dunia.

Source :: http://www.kamusilmiah.com/lingkungan/aerosol-berdampak-pada-iklim-global/
READ MORE - Aerosol Berdampak pada Iklim Global

Saturday, November 20, 2010

Aerosol Picu Diare dan Sakit Telingan Pada Bayi

Jakarta, Penelitian di Inggris menemukan bahwa pengharum ruangan dan aerosol bisa mengganggu kesehatan bayi dan sang ibu.

Frekuensi penggunaan aerosol selama kehamilan dan pada masa anak-anak bisa meyebabkan diare dan sakit telinga pada bayi serta sakit kepala dan depresi pada sang ibu.

Peneliti dari Universitas Bristol mengatakan yang harus disalahkan adalah komponen organik volatil (VOCs) yang dihasilkan oleh produk tersebut.

Archives of Environmental Health menyatakan sebaiknya meminimalkan penggunaan aerosol tersebut didalam rumah, seperti dikutip detikHealth dari BBC News, Rabu (1/7/2009).

Komponen organik volatil adalah iritan dan sumber aerosol dari dalam rumah seperti adesif lantai, cat, furnishing dan produk pembersih.

Di rumah yang menggunakan pengharum ruangan seperti aerosol dan spray setiap hari ditemukan 32% lebih bayinya menderita diare, 10% lebih ibu menderita sakit kepala dan 26% lebih menderita depresi.

Ketua peneliti Dr. Alexandra Farrow yang saat ini bekerja di Brunel University mengatakan, "Orang berpikir menggunakan produk ini untuk membersihkan rumah dan membuat lebih sehat, tapi membuat bersih bukan berarti melupakan kesehatan".

"Pengharum ruangan yang dikombinasikan dengan aerosol lain dan produk rumah tangga lainnya memberikan kontribusi yang tinggi untuk menjadi campuran kimia yang kompleks dan meningkatkan VOCs di dalam rumah," ujarnya.

Penelitian yang lebih lanjut dibutuhkan untuk membuktikannya, sebaiknya membatasi penggunaan pengharum ruangan dan aerosol di dalam rumah. Perasan lemon lebih efektif sebagai pengharum ruangan," tambahnya.
READ MORE - Aerosol Picu Diare dan Sakit Telingan Pada Bayi

Aerosol, Inhalasi dan Obat Semprot

AEROSOL FARMASETIK:

Bentuk sediaan yang dikemas di bawah tekanan, mengandung zat aktif terapetik yang dilepas pada saat sistem katup yang sesuai ditekan.( FI IV)

Bentuk sediaan yang diberi tekanan megandung satu atau lebih bahan aktif yang bila diaktifkan memancarkan butiran – butiran cairan dan atau bahan bahan-bahan padat dalam media gas.(Ansel. 466).

Penggunaan :

1. Topikal pada kulit
2. Lokal hidung ( Aerosol Nasal)
3. Lokal Mulut (Aerosol lingual)
4. Lokal Paru-paru (Aerosol inhalasi)

Topikal pada kulit :

Meliputi preparat yang digunakan sbg antiseptic, antimikotik antipruriginosis, antialergik luka baker dan anastesi lokal.

Aerosol inhalasi memiliki kerja lokal pada selaput mukosa saluran pernafasan

Ukuran partikel berkisar antara 10 – 50 um.

Ukuran partikel Aaerosol inhalasi lebih kecil dari 10 um.

Keuntungan bentuk sediaan Aerosol :

1. Sebagian zat aktif/obat dapat dengan mudah diambil dari wadah tanpa sisanya tercemar atau terpapar.
2. Penggunaan dapat langsung ditujukan ke tempat yang memerlukan secara lokal dalam bentuk yang disesuaikan dengan keperluan.
3. Wadah Aerosol yang kedap udara, sehingga terlindungi dari pengaruh kelembaban udara, cahaya dan sterilitas tetap terjaga.
4. Pengobatan topikal dapat diberikan secara merata melapisi kulit, tanpa menyentuh daerah yang diobati. Penguapan cepat zat pendorong juga memberikan efek pendinginan dan penyegaran.
5. Pengguaannya merupakan proses yang “bersih”.
6. Prinsip Aerosol terdiri dari 2 komponen :

1. Cairan pekat produk
Zat aktif yang dicampur dengan bahan pembantu yang dibutuhkan( antioksidan, emulgator, suspending agent, pelarut) untuk ketsabilan dan efektifitas produk.

2. Pendorong (Propelan)
Gas cair atau campuran gas cair yang diberi tekanan. Bisa juga berfungsi sebagai pelarut atau pembawa cairan pekat produk.

Contoh pendorong :

1. Gas yang tidak dicairakn: CO2, Nitrogen dan NO
2. Gas cair : Hidrokarbon terfuorinasi (Diklorodifluorometan “ Freon 12”)

Sistem Aerosol

1. Sistem dua fase : sistem aerosol yang terdiri dari fase cair yang mengandung propelan cair dan cairan pekat produk, serta fase gas
2. Sistem tiga fase : sistem yang terdiri dari lapisan air-cairan propelan yang tidak bercampur, lapisan pekat produk yang sangat berair, serta gas.
3. Sistem gas bertekanan. (psia, pound per inci persegi)

Komponen dasar Aerosol

1. Wadah
2. Propelan (Pendorong)
3. Konsentrat Zat Aktif)
4. Katup
5. Penyemprot.
READ MORE - Aerosol, Inhalasi dan Obat Semprot

Efek Aerosol

Efek aerosol pada Kesehatan
Pada waktu dihirup, partikel-partikel aerosol dapat menyingkirkan pertahanan alami dari sistem pernafasan dan lodge deep dalam paru-paru. Aerosol sangat berbahaya untuk orang dengan penyakit seperti asma, bronkitis, dan empisema (bengkak pada paru-paru karena pembuluh darah kemasukan udara), sama berbahayanya untuk orang dengan penyakit hati. Tingginya kadar benda-benda tersebut dalam udara dapat memicu serangan asma, merusak paru-paru, serta mendukung carcinogenesis, dan kematian dini.

Efek aerosol pada Lingkungan
Aerosol dapat merusak tanaman, pohon-pohon, dan semak-semak, juga dapat menyebabkan kerusakan pada permukaan metal, kain, dan lain-lain. Partikel-partikel halus juga merusak pandangan dengan menyebarkan cahaya dan mengurangi jarak pandang. Pengaburan yang disebabkan oleh partikel-partikel halus dapat menurunkan hasil panen pertanian dengan mengurangi cahaya matahari.

Aerosol memiliki peran penting dalam sistem iklim. Partikel-partikel aerosol memiliki sifat yang dapat menghamburkan (atau memantulkan) dan/atau menyerap radiasi sinar matahari. Sifat menyerap radiasi mengakibatkan memanasnya lapisan atmosfir yang mengandung aerosol, sementara sifat menghambur radiasi (scattering) menyebabkan redistribusi (penyebaran kembali) radiasi, termasuk membaliknya radiasi matahari itu ke arah luar bumi (luar angkasa). Efek radiasi langsung aerosol tergantung pada sifat fisis yang disebut sebagai single scattering albedo (SSA). SSA didefinisikan sebagai perbandingan antara radiasi yang dihambur dengan yang diserap oleh partikel-partikel aerosol. Ada 3 parameter fisis yang sangat penting dalam mengukur sifat radiatif aerosol, yakni: distribusi ukuran (size distribution), indeks refraktif dan kepadatan (densitas).

Sifat refraktif dan absorbsi yang dimiliki aerosol, sangat tergantung pada jenis dan ukurannya. Di atmosfir, partikel-partikel berukuran 0.1 - 1 micrometer merupakan partikel yang paling efektif menghambur radiasi, sehingga sangat penting peranannya dalam mengatur cuaca globa. Ukuran partikel aerosol yang sangat halus berkisar antara 1 nm (1 nanometer = satu per satu milyar meter) (disebut partikel ultra-halus/superfine) terbentuk melalui proses-proses konversi gas-ke-partikel di atmosfir. Begitu partikel-partikel terbentuk, mereka bisa berkumpul dalam gugus-gugus (clusters) dalam ukuran yang lebih besar (antara 50-100 nm) sehingga bisa mempengaruhi secara langsung bujet radiasi. Asap (haze) dan kabut (smog) yang sering terlihat meliputi kota-kota besar diakibatkan efek radiasi aerosol ini.

Untuk mengetahui seberapa besar dampak aerosol pada sistem kehidupan manusia, pengukuran aerosol menjadi sangat penting.
READ MORE - Efek Aerosol

Bahan kimis berbahaya

Bahan kimia adalah bahan yang menyusun suatu zat. Bahan kimia itu dapat dikelompokan berdasarkan sifatnya, yaitu:
• Mudah sekali terbakar
• Mudah sekali meledak
• Korosif (bahan yang menyebabkan pengikisan)
• Serta Beracun

Sifat-Sifat Bahan Kimia
Sifat bahan kimia dapat dikenali dari kemasannya, yaitu sebagai berikut.
1. Berbahan kertas: zat padat yang mengandung bahan kimia tetapi tidak berbahaya. Botol atau kaleng: zat cair yang mengandung bahan kimia berbahaya.
2. Kaleng atau botol yang tidak tembus pandang: bahan kimianya mudah sekali rusak karena adanya pengaruh dari cahaya atau sinar Matahari langsung.
3. Botol bermulut sempit dan tertutup rapat: zat yang mudah menguap.

Bahan Kimia Nonpangan dalam Kehidupan
Ada beberapa macam bahan kimia non pangan yang sering digunakan, yaitu:
1. Bahan kimia pembersih
Dalam kehidupan sehari-hari, kita mengenal berbagai bahan kimia pembersih, di antaranya seperti sabun dan deterjen. Sabun dan deterjen dapat menjadikan lemak dan minyak yang tadinya tidak dapat bercampur dengan air menjadi mudah bercampur. Sabun dan deterjen dalam air dapat melepaskan sejenis ion yang dapat bersatu dengan air (hidrofilik) sehingga sabun dan detergen dapat larut dalam air dan bagian yang tidak dapat bersatu dengan air (hidrofobik) akan terlarut dalam minyak atau lemak. Berikut ini adalah macam-macam bahan kimia pembersih sebagi berikut.
a. Sabun
Sabun adalah garam basa yang dapat diperoleh dari berbagai asam lemak. Sabun itu fungsinya untuk membersihkan kotoran pada pakaian dan kulit yang sulit dibersihkan dengan menggunakan air. Reaksi penyabunan disebut dengan yang namanya saponifikasi. Sabun yang terbuat dari natrium hidroksida disebut dengan sabun keras, sedangkan sabun yang terbuat dari kalium hidroksida disebut dengan sabun lunak. Pada pembuatan sabun secara modern, selain menggunakan salah satu dari basa NaOH atau KOH, ditambahkan pula bahan lain, seperti kayak krim, parfum, vitamin, pewarna, dan antiseptik. Krim itu fungsinya untuk menghaluskan kulit, kalau parfum memberi aroma wangi pada sabun, sedangkan vitamin berfungsi untuk meremajakan kulit, pewarna untuk menambah daya tarik, dan antiseptik beruna untuk membunuh kuman.

b. Deterjen
Bahan dasar pembuatan deterjen adalah Alkyl Benzene Sulfonat (ABS). Daya cuci deterjen itu tenyata jauh lebih kuat dibandingkan dengan sabun. Bahkan, deterjen itui dapat bekerja pada air sadah lho…. Kelemahan deterjen dibandingkan sabun adalah deterjen sukar sekali diuraikan oleh mkroorganisme sehingga dapat mencemari lingkungan di sekitarnya
c. Pasta gigi
Pasta gigi merupakan pembersih yang fungsinya untuk membersihkan gigi dari segala jenis kotoran. Pasta gigi itu dibuat dari kalsium karbonat yang dihaluskan dan dicampurkan dengan gliserin. Sering kali pasta gigi itu ditambahkan zat pewarna, rasa manis, pemberi napas segar, fluoride, dan kalsium.
d. Sampo
Sampo itu terbuat dari basa natrium hidroksida (NaOH). Sampo juga sering sekali ditambahkan zat lain, seperti Vitamin E, kondisioner, ekstrak ginseng, urang-aring, seledri, dan zat yang fungsinya untuk mencegah dan mengobati ketombe.

2. Bahan pemutih
Pemutih biasanya digunakan untuk menghilangkan kotoran atau noda berwarna yang sulit sekali dihilangkan pada pakaian/bahan tekstil. Larutan pemutih yang dijual biasanya itu mengandung bahan aktif natrium hipoklorit (NaOCI) sekitar 5%.
3. Pewangi
Pewangi merupakan bahan kimia yang biasanya terdapat dalam parfum, pengharum ruangan, pengharum lantai, pengharum pakaian, dan pengharum toilet. Aroma harum pada bahan pewangi dapat diperoleh dari bahan alami, seperti:

a. Fenil alkohol -> terdapat pada bunga mawar
b. Sitrat -> buahjeruk
c. Ambergis -> dari ekstrak usus ikan paus
d. Gray amber -> dari sperma ikan hiu
e. Castorium -> dari kelenjar kaki rusa betina yang ada diAmerika Utara
dan Siberia
f. C/Vet -> dari kelenjar musang Ethiopia

Bahan pewangi umumnya terdiri atas tiga bentuk, yaitu:
a. Pewangi padat, misalnya kayak bedak.
b. Pewangi cair, misalnyakayak deodoran.
c. Pewangi aerosol cair, misalnya kaya parfum. Pewangi berbentuk aerosol cair menggunakan senyawa kimia pendorong (propelan) agar dihasilkan aerosol, yaitu kloroflurokarbon (CFC).

4. Bahan pembasmi serangga
Insektisida ada tiga macam, yaitu:
a. Racun pencernaan
Racun pencernaan adalah bahan kimia yang jika termakan oleh serangga akan merusak saluran pencernaan sehingga serangga akan mati. Misalnya:
• DDT = dikloro difenil trikloretan
• BHC = benzena heksa klorida
b. Racun luar tubuh
Racun luar tubuh adalah bahan kimia yang akan membunuh serangga jika terjadi kontak langsung antara bahan kimia dan serangga. Misalnya seperti :
• DDT
• Dieldrin
• BHC
• Aldrin
c. Racun pernapasan
Racun pernapasan adalah bahan kimia yang jika terhirup atau dihirup oleh serangga akan merusak saluran pernapasannya sehingga menyebabkan serangga itu mati. Misalnya seperti:
• BHC
• Asam sianida
• Karbon disulfida

5. Pupuk
Pupuk buatan yang umum digunakan adalah pupuk nitrogen, pupuk fosfor, dan pupuk natrium. Pemberian pupuk secara beriebihan dapat menimbulkan pencemaran tanah.

Efek Samping Penggunaan Bahan bagi Lingkungan dan Manusia
1. Beberapa bahan kimia disinyalir merupakan pemicu kanker dan alergi.
2. Penggunaan pemutih gigi dapat menyebabkan gusi mengalami iritasi, bahkan kanker gigi karena kandungan merkuri di dalamnya.
3. Kesalahan penggunaan sabun/deterjen dapat mengakibatkan iritasi pada kulit.
4. Senyawa klorofluorokarbon (CFC) atau karbon dioksida (C02) dalam aerosol cair atau bahan kimia semprot mengakibatkan penyebab utama penipisan ozon dan efek rumah kaca {green house effect).
5. Limbah plastik dan styrofoam tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme yang mengakibatkan pencemaran lingkungan.
6. Limbah cair dari kegiatan mencuci menyebabkan terjadinya eutrofikasi (perairan menjadi subur). Ini menyebabkan terjadinya Alga yang melimpah dan akan menjadi sampah organik sehingga perairan kekurangan oksigen.

Pencegahan Efek Samping Bahan Kimia
1. Gunakan pupuk secukupnya.
2. Gunakan cat yang aman, tidak mengandung merkuri atau timbal yang berbahaya bagi lingkungan.
3. Jangan membakar sampah yang mengandung kemasan bahan kimia berbentuk aerosol cair.
4. Gunakan sarung tangan ketika menggunakan pembersih kamar mandi.
5. Pilihlah sabun, sampo, dan pembersih tubuh yang memilki pH seimbang.
6. Jangan mencampur bahan kimia pemutih dengan bahan kimia lain tanpa petunjuk penggunaan yang jelas.
7. Gunakan bahan kimia secukupnya saja.
8. Selalu membaca label peringatan serta petunjuk penggunaan pada label kemasan.
READ MORE - Bahan kimis berbahaya

Aerosol

Aerosol secara teknis merujuk pada partikel padat yang ada di udara (juga disebut abu atau partikulat) maupun tetesan cair. Dalam bahasa sehari-hari, aerosol merujuk pada tabung semprot aerosol maupun isi tabung itu.

Istilah aerosol berasal dari kenyataan bahwa bahan yang "melayang" di udara adalah suspensi (campuran di mana partikel padat, cair, maupun gabungan keduanya disuspensikan di cairan). Untuk membedakan suspensi dari larutan yang sesungguhnya, istilah sol yang semula berkembang berarti meliputi dispersi partikel tipis (sub-mikroscopik) dalam sebuah cairan. Dengan studi dispersi di udara, istilah aerosol berkembang dan kini mencakupi tetesan padat, partikel padat, dan gabungan keduanya.

Source :: Wikipedia
READ MORE - Aerosol

Peduli Terhadap Lingkungan

Bumi semakin panas, bahkan ada kabar yang menyebutkan bahwa bongkahan-bongkahan es raksasa di kutub mulai mencair. Juga tentang prediksi bahwa permukaan air laut akan naik 6 meter pada tahun 2050. Nah lo!

Karena pemanasan global atau global warming makin hari makin mengkhawatirkan, maka dari itu mulai dari sekarang kita sadar dan peduli akan keselamatan lingkungan. Caranya tidak sulit.

Berikut adalah beberapa tips yang bisa kita lakukan untuk sedikit membantu menyelamatkan bumi kita. Kita bisa mulai dari hal-hal kecil dalam kehidupan sehari-hari.

1. Kurangi konsumsi daging
Tidak perlu jadi vegetarian sejati. Cukup dengan mengurangi porsinya. Sebab peternakan menyumbang 18 persen jejak karbon dunia. Jumlah ini bahkan lebih besar dari sektor transportasi (mobil, motor, pesawat, dll).

2. Makan dan masaklah dari pertanian lokal dan belilah produk lokal
Selain tidak membutuhkan banyak proses dan pengangkutan, makanan lokal umumnya ditanam tidak menggunakan banyak zat kimia.

3. Daur ulang sisa kemasan bekas pakai
Misalnya kaleng, plastik dan kertas. Pisahkan sampah organik dan non organik.

4. Matikan alat-alat elektronik dan alat-alat memasak elektronik jika tidak dipakai
Batasi penggunaan televisi, pendingin ruangan (AC), kulkas, radio dll.


5. Jangan terlalu sering makan fastfood yang banyak menghasilkan sampah kemasan

6. Bawa tas (bukan tas plastik) jika hendak berbelanja

7. Gunakan gelas atau perangkat makan yang bisa di cuci

Hindari penggunaan styrofoam.

8. Tanam pohon sebanyak mungkin
Tanaman bisa menjadi penyaring udara kotor.

9. Hindari penggunaan pemanas air
Kita bisa menggunakan tenaga surya.

10. Matikan lampu jika tidak dipakai
Selain itu gunakan lampu hemat energi.

11.Hindari membuang-buang air bersih

12. Minimalkan penggunaan deterjen dan gunakan detergen ramah lingkungan


13. Donasi atau sumbangkan barang-barang yang sudah tidak dipakai
Contohnya pakaian, perabot rumah tangga, hingga mainan anak.

14. Jangan menggunakan produk semprot yang mengandung aerosol
Aerosol penyumbang pencemaran udara terbesar.

Kepedulian kita terhadap lingkungan akan berperan sangat besar untuk masa depan kita, anak cucu kita dan bumi tempat tinggal kita smile.
READ MORE - Peduli Terhadap Lingkungan

Friday, November 19, 2010

Bahaya Aerosol



" AEROSOL " adalah satu diantara banyak gas yang mengganggu lapisan ozon dan kesehatan , namun penggunaan aerosol di masyarakat masih sangat banyak dan diperlukan .

Gas aerosol biasanya dimasukkan dalam kaleng dan dibuat sebagi penekan seperti cat di " PYLOX " .

Gas aerosol jika terlalu banyak terhirup oleh kita , maka gas gas tersebut dapat menyebabkan penyakit seperti paru-paru basah dan radang pernafasan .
Namu bahaya gas aerosol tidak hanya itu , jika gas tersebut disimpan di suhu 38 derajat celcius atau 100 derajat fahrenheit , maka gas tersebut akan meledak seperti pada gambar dibawah ini



Tidak haya itu bahaya yang dibrikan oleh sekalen aerosol , namun gas aerosol juga dapat melubangi lapisan ozon bumi kita , jika lapisan ozon bumi kita menipis atau terlubangi maka bencana " GLOBAL WARMING "
akan terjadi pada bumi kita ini .
Maka masyarakat luas dan produsen-produsen yang masih menggunakan gas aerosol di kesehariannya , diharap maengurangi pemakaian gas tersebut namun jika bisa , gas tersebut diganti dengan gas yang lebih tidak berbahaya dari gas aerosol .
Satu pesan dari saya " STOP GLOBAL WARMING " .
READ MORE - Bahaya Aerosol

Pintar Memilih Wadah Plastik

Dalam kehidupan sehari-hari, kita banyak menggunakan wadah atau botol plastik sebagai tempat untuk menaruh makanan dan minuman. Wadah plastik bisa bermacam-macam, seperti botol minum dan kotak makan, botol plastik air mineral, susu botol, gelas plastik, dan sebagainya. Warnanya juga bermacam-macam, ada yang bening dan berwarna. Ada pula yang sering kita gunakan untuk mendinginkan atau menghangatkan makanan. Tutupnya pun bisa bermacam-macam, ada yang terbuat dari plastic maupun tidak, juga memiliki beragam bentuk.

Tapi, anda pasti pernah mendengar bahwa wadah plastic dapat berbahaya dan dapat menimbulkan kanker. Padahal wadah-wadah tersebut hampir selalu kita gunakan setiap hari untuk menaruh makanan dan minumam kita. Jadi, sebenarnya bagaimanakah wadah plastic yang aman bagi kesehatan?

Kode Recycling
Salah satu cara untuk mengetahui keamanan suatu wadah plastic adalah dengan memperhatikan kode recycling pada wadah tersebut. Mayoritas wadah plastic memiliki kode ini. Kode-kode tersebut diantaranya adalah:

Kode recycling
Kode ini ada di bawah kemasan plastic, yaitu kode berbentuk segitiga yang artinya bahwa benda tersebut dapat didaur ulang. Di dalam segitiga tersebut biasanya terdapat angka dan di bawahnya terdapat huruf yang saling berhubungan.

Wadah dengan kode ini dibuat dari kandungan PETE (polyethylene terephthalate). Wadah plastic jenis ini biasanya dipakai untuk botol plastic berwarna jernih/transparan seperti botol air mineral, botol jus, dan botol minuman lainnya. Wadah dengan bahan ini hanya digunakan sekali. Lapisan polimer yang digunakan dalam wadah tersebut dapat meleleh dan mengeluarkan bahan karsinogenik (yang dapat menyebabkan kanker) bila wadah digunakan berulang atau dipanaskan.

Wadah jenis ini terbuat dari bahan HDPE (high density polyethylene). Wadah dengan bahan ini biasa digunakan untuk botol susu, tupperware, gallon air minum, botol minyak goreng, wadah mentega dan yogurt, dan sebagainya. HDPE merupakan salah satu bahan plastic yang aman digunakan karena tidak banyak menimbulkan reaksi kimia dengan makanan dan minuman di dalamnya. HDPE bersifat kuat, keras, buram, dan lebih tahan terhadap suhu tinggi. Walaupun tertera angka 2 dalam segitiga tersebut, namun wadah jenis ini sebaiknya juga digunakan hanya untuk sekali pemakaian.

Wadah jenis ini termasuk yang sulit didaur ulang. Di bawah segitiga terdapat huruf V yang berasal dari PVC, yang berarti bahan tersebut berasal dari polyvinyl chloride. Bahan ini biasa digunakan untuk plastic pembungkus makanan (cling wrap) dan juga beberapa botol minuman kemasan. Plastic ini berbahaya untuk kesehatan karena mengandung DEHA yang dapat bereaksi dengan makanan atau minuman dalam kemasan. Reaksi ini berbahaya untuk ginjal dan hati, serta dapat menyebabkan penurunan berat badan. Sebaiknya bahan jenis ini dihindarkan dan anda dapat mencari alternatif pembungkus makanan lain yang bukan bertanda 3 dan PVC seperti plastik yang terbuat dari polypropylene (kode 5) atau bahan alami (seperti daun pisang).

LDPE berarti low density polyethylene yang merupakan plastic yang dibuat dari minyak bumi yang biasa dipakai untuk tempat makanan, plastic kemasan, dan botol. Sifatnya kuat, sedikit tembus cahaya, fleksibel (seperti botol sambal yang dapat ditekan), dengan permukaan agak berlemak. Plastic jenis ini sulit dihancurkan, tapi dapat didaur ulang. Wadah jenis ini baik untuk tempat makanan.

Wadah jenis ini terbuat dari polypropylene yang bersifat transparan, kuat, ringan, ketahanan terhadap lemak baik, stabil pada suhu tinggi, dan cukup mengkilap. Wadah ini merupakan pilihan bahan plastic terbaik dan aman untuk tempat menyimpan makanan dan minuman, termasuk botol minum untuk bayi.

PS berarti polystyrene, bahan yang dapat digunakan untuk tempat makan styrofoam, tempat minum sekali pakai, dan lain-lain. Bahan ini dapat melepaskan styrene ke dalam makanan dan mengkontaminasinya. Bahan jenis ini harus dihindari karena dapat menimbulkan masalah reproduksi, otak, sistem saraf, dan pertumbuhan. Bahan jenis ini juga sulit didaur ulang. Ketika dibakar, bahan ini akan mengeluarkan api berwarna kuning jingga.

Wadah ini memiliki beberapa jenis bahan, yaitu PC (polycarbonate), SAN (styrene acrylonitrile), ABS (acrylonitrile butadiene styrene), dan nilon. Wadah jenis ini dapat ditemukan pada botol susu bayi, botol minum, kaleng makanan dan minuman kemasan (termasuk kaleng susu formula), dan plastic kemasan. Bahan SAN dan ABS merupakan jenis yang baik digunakan untuk kemasan karena memiliki resistensi tinggi terhadap reaksi kimia, suhu, dan kekuatan. SAN juga digunakan untuk mangkok mixer, pembungkus termos, piring, alat makan, dan sikat gigi, sedangkan ABS digunakan untuk bahan mainan lego. Untuk jenis PC, jenis ini dapat mengeluarkan bahan utamanya seperti bisfenol A dan merusak sistem hormon, kromosom, ovarium, dan dapat menurunkan produksi sperma serta mengubah fungsi imunitas. Oleh karena itu, PC tidak dianjurkan untuk dipergunakan. Wadah ini kuat untuk dipergunakan berkali-kali. Oleh karena sulitnya kita menentukan apakah kode 7 ini terbuat dari SAN, ABS, atau PC, maka sebaiknya penggunaan wadah dengan kode 7 ini juga sebaiknya dihindari.

Dari tulisan di atas, dapat kita simpulkan bahwa kode wadah plastic yang aman adalah kode 2 (HDPE), 4 (LDPE), dan 5 (PP). Selain kode diatas, kita dapat menggunakan wadah yang terbuat dari kaca. Hindari penggunaan wadah plastic dalam microwave dan sebaiknya gunakan penutup alami seperti daun pisang. Ingatlah untuk melihat label kode tiap kemasan produk yang anda beli sehingga anda dan keluarga anda terhindar dari efek yang merugikan kesehatan.


Referensi:
Burros M, et al. EATING WELL; Plastic Wrap and Health: Studies Raise Questions. 2002.
http://www.ayahbunda.co.id/
http://www.gizi.net/
http://mayastria.wordpress.com/
http://www.nytimes.com/
http://www.plasticsinfo.org/
http://wahyuriyadi.blogspot.com/
READ MORE - Pintar Memilih Wadah Plastik

Bahaya Styrofoam

Beberapa tahun lalu, Mc Donalds mengumumkan akan mengganti wadah styrofoam dengan kertas. Para ahli lingkungan menyebutkan keputusan itu sebagai ”kemenangan lingkungan” karena styrofoam sangat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.

Namun bukan berati styrofoam (polystyrene) jadi berkurang dan hilang. Malahan di Indonesia, penggunaan styrofoam sebagai wadah makanan makin menjamur. Sangat mudah menemukannya dimana-mana. Mulai dari restoran cepat sampai ketukang-tukang makanan di pinggir jalan, menggunakan bahan ini untuk membungkus makanan mereka. Alasannya, ingin praktis dan tampil lebih baik. Padahal di balik kemasan yang terlihat bersih itu ada bahaya besar yang mengancam.

Dalam industri, styrofoam sering digunakan sebagai bahan insulasi. Bahan ini memang bisa menahan suhu, sehingga benda didalamnya tetap dingin atau hangat. Karena bisa menahan suhu itulah, akhirnya banyak yang menggunakannya sebagai gelas minuman dan wadah makanan.

Berbahaya Bagi Kesehatan. Mengapa styrofoam berbahaya? Styrofoam jadi berbahaya karena terbuat dari butiran-butiran styrene, yang diprosese dengan menggunakan benzana. Padahal benzana termasuk zat yang bisa menimbulkan banyak penyakit.

Benjana bisa menimbulkan masalah pada kelenjar tyroid, mengganggu sistem syaraf sehingga menyebabkan kelelahan, mempercepat detak jantung, sulit tidur, badan menjadi gemetaran, dan menjadi mudah gelisah. Dibeberapa kasus, benzana bahkan bisa mengakibatkan hilang kesadaran dan kematian. saat benzana termakan, dia akan masuk ke sel-sel darah dan lama-kelamaan akan merusak sumsum tulang belakang. Akibatnya produksi sel darah merah berkurang dan timbullah penyakit anemia. Efek lainnya, sistem imun akan berkurang sehingga kita mudah terinfeksi. Pada wanita, zat ini berakibat buruk terhadap siklus menstruasi dan mengancam kehamilan. Dan yang paling berbahaya, zat ini bisa menyebabkan kanker payudara dan kanker prostat.

Beberapa lembaga dunia seperti World Health Organization‘ s International Agency for Research on Cancer dan EPA (Enviromental Protection Agency) styrofoam telah dikategorikan sebagai bahan carsinogen(bahan penyebab kanker)

Makin Berlemak Makin Cepat. Saat makanan atau minuman ada dalam wadah styrofoam, baham kimia yang terkandung dalam styrofoam akan berpindah ke makanan. Perpindahannya akan semakin cepat jika kadar lemak (fat) dalam suatu makanan atau minuman makin tinggi. Selain itu, makanan yang mengandung alkohol atau asam (seperti lemon tea) juga dapat mempercepat laju perpindahan.

Penelitian juga membuktikan, bahwa semakin panas suatu makanan, semakin cepat pula migrasi bahan kimia styrofoam ke dalam makanan. Padahal di restoran-restoran siap saji dan di tukang-tukang makanan di pinggir jalan, styrofoam digunakan untuk membungkus makanan yang baru masak. Malahan ada gerai makanan cepat saji yang memanaskan lagi makanan yang telah terbungkus styrofoam di dalam microwave. Terbayang, kan, betapa banyaknya zat kimia yang pindah ke makanan kita dan akhirnya masuk ke dalam tubuh kita.

Buruk Bagi Lingkungan. Selain berefek negatif bagi kesehatan, styrofoam juga tak ramah lingkungan. Karena tidak bisa diuraikan oleh alam, styrofoam akan menumpuk begitu saja dan mencemari lingkungan. Styrofoam yang terbawa ke laut, akan dapat merusak ekosistem dan biota laut. Beberapa perusahaan memang mendaur ulang styrofoam. Namun sebenarnya, yang dilakukan hanya menghancurkan styrofoam lama, membentuknya menjadi styrofoam baru dan menggunakannya kembali menjadi wadah makanan dan minuman.

Proses pembuatan styrofoam juga bisa mencemari lingkungan. Data EPA (Enviromental Protection Agency) di tahun 1986 menyebutkan, limbah berbahaya yang dihasilkan dari proses pembuatan styrofoam sangat banyak. Hal itu menyebabkan EPA mengategorikan proses pembuatan styrofoam sebagai penghasil limbah berbahaya ke-5 terbesar di dunia. Selain itu, proses pembuatan styrofoam menimbulkan bau yang tak sedap-yang mengganggu pernapasan-dan melepaskan 57 zat berbahaya ke udara.

Melihat sedemikian besar dampak negatif bagi kesehatan dan lingkungan, beberapa kota di Amerika seperti Berkeley dan Ohio telah melarang penggunaan styrofoam sebagai kemasan makanan. Bagaimana dengan kita di Indonesia, masih tetap mau memakai styrofoam?? Bagaimana dengan anda dan Keluarga anda? akankah berlaku bijak dengan tidak menggunakan styrofoam. Mari selamatkan bumi disekitar kita ……..

Source :: http://manglufti.wordpress.com/2008/01/30/styrofoam-berbahaya/
READ MORE - Bahaya Styrofoam