Search This Blog

Saturday, November 20, 2010

Efek Aerosol

Efek aerosol pada Kesehatan
Pada waktu dihirup, partikel-partikel aerosol dapat menyingkirkan pertahanan alami dari sistem pernafasan dan lodge deep dalam paru-paru. Aerosol sangat berbahaya untuk orang dengan penyakit seperti asma, bronkitis, dan empisema (bengkak pada paru-paru karena pembuluh darah kemasukan udara), sama berbahayanya untuk orang dengan penyakit hati. Tingginya kadar benda-benda tersebut dalam udara dapat memicu serangan asma, merusak paru-paru, serta mendukung carcinogenesis, dan kematian dini.

Efek aerosol pada Lingkungan
Aerosol dapat merusak tanaman, pohon-pohon, dan semak-semak, juga dapat menyebabkan kerusakan pada permukaan metal, kain, dan lain-lain. Partikel-partikel halus juga merusak pandangan dengan menyebarkan cahaya dan mengurangi jarak pandang. Pengaburan yang disebabkan oleh partikel-partikel halus dapat menurunkan hasil panen pertanian dengan mengurangi cahaya matahari.

Aerosol memiliki peran penting dalam sistem iklim. Partikel-partikel aerosol memiliki sifat yang dapat menghamburkan (atau memantulkan) dan/atau menyerap radiasi sinar matahari. Sifat menyerap radiasi mengakibatkan memanasnya lapisan atmosfir yang mengandung aerosol, sementara sifat menghambur radiasi (scattering) menyebabkan redistribusi (penyebaran kembali) radiasi, termasuk membaliknya radiasi matahari itu ke arah luar bumi (luar angkasa). Efek radiasi langsung aerosol tergantung pada sifat fisis yang disebut sebagai single scattering albedo (SSA). SSA didefinisikan sebagai perbandingan antara radiasi yang dihambur dengan yang diserap oleh partikel-partikel aerosol. Ada 3 parameter fisis yang sangat penting dalam mengukur sifat radiatif aerosol, yakni: distribusi ukuran (size distribution), indeks refraktif dan kepadatan (densitas).

Sifat refraktif dan absorbsi yang dimiliki aerosol, sangat tergantung pada jenis dan ukurannya. Di atmosfir, partikel-partikel berukuran 0.1 - 1 micrometer merupakan partikel yang paling efektif menghambur radiasi, sehingga sangat penting peranannya dalam mengatur cuaca globa. Ukuran partikel aerosol yang sangat halus berkisar antara 1 nm (1 nanometer = satu per satu milyar meter) (disebut partikel ultra-halus/superfine) terbentuk melalui proses-proses konversi gas-ke-partikel di atmosfir. Begitu partikel-partikel terbentuk, mereka bisa berkumpul dalam gugus-gugus (clusters) dalam ukuran yang lebih besar (antara 50-100 nm) sehingga bisa mempengaruhi secara langsung bujet radiasi. Asap (haze) dan kabut (smog) yang sering terlihat meliputi kota-kota besar diakibatkan efek radiasi aerosol ini.

Untuk mengetahui seberapa besar dampak aerosol pada sistem kehidupan manusia, pengukuran aerosol menjadi sangat penting.

No comments:

Post a Comment